“Saya tidak terbayang bila tidak ada mdmc dan lazismu, bagaimana kami bisa menangani para korban bencana. Kami sendiri korban, panik, dan bingung tidak tahu apa yang harus diperbuat saat banyak masyarakat sekitar datang ke kampus minta tolong”, ucap Rektor Unismu Palu Dr. Radjinra MM dengan nada sedih.
Sehari setelah kejadian, kami hanya berdua dengan dekan fakultas ekonomi pak Burhanudin yang sekaligus ketua Lazismu Sulteng. Setelah kami mengungsikan keluarga dengan aman, kami kembali ke kampus. Saat itu lampu padam, alat komunikasi mati, air tidak ada, tapi para pengungsi terus berdatangan ke kampus, dan isu penjarahan dimana-dimana, tambah pak Radjiran.
Dalam keadaan tidak menentu, Alhamdulillah datang rombongan mdmc-lazismu Sulbar dan Sulsel bawa makanan, BBM, obat-obatan. Mereka langsung mendirikan posko, tenda darurat, dapur umum dan menghidupkan genset untuk menarik air sumur. Mereka kerja cepat dan terampil. Tidak lama berselang datang rombongan dari Gorontalo, Aceh, Jawa timur, Jawa tengah dan dari provinsi lainnya. Semua datang atasnama mdmc-lazismu. Kami senang dan sangat terbantu sekali. Saat ini di Palu hanya ada Mdmc dan Lazismu, kata Pak Rektor yang sekaligus menjabat wakil ketua PWM Sulteng ini menguatkan.
Itulah sepenggal testimoni yang mengalir dari Pak Rektor saat berbincang-bincang dengan kami rombongan lazismu pusat dan Alfamart yang dipimpin Ivan Hermawan selaku GM Corporate Communication Alfaria TBK. Unismu Palu saat ini jadi tempat pengungsian, nampak puluhan tenda berdiri. Kampus ini pun dijadikan tempat pusat koordinasi relawan mdmc-lazismu, ada 150 an lebih relawan yang bekerja siang malam tersebar di sembilan poslayanan dibeberapa kecamatan.
Ada puluhan ton logistik yang memenuhi hampir enam ruang kelas belajar fakultas ekonomi, bahkan meluber sampai ke halaman, nampak beberapa toren besar yang akan dijadikan bak air untuk toilet komunal, ratusan ember-ember dan kompan-kompan air menumpuk di selasar kelas. Adapun Logistik makanan tersimpan di Aula kampus yang dingin ber AC. Disela kardus-kardus terlihat ada relawan tertidur pulas nampak kelelahan, dan disitu pula saat malam tiba kami ikut tidur berbaur diatas selembar karpet.
Kesan baik dan kagum akan kerja tim mdmc-lazismu ini patut jadi kebanggan kita, obat penawar dari kelelahan bekerja selama ini jd amil dan relawan. Kesan positif ini harus terus dijaga dengan menunjukan kerja hebat dilapangan, santun, dan profesional. Kepercayaan itu harus diperjuangkan dan di pupuk terus menerus, hindarkan dari “hama-hama” arogan, egois, ego sektoral, merasa diri paling berjasa seraya menghinakan peran orang lain atau lembaga lain. Lazismu-mdmc harus kompak, saling mengisi, dan saling menghormati. Ibarat koin bermata dua yang tidak terpisahkan. Satu kesatuan, Lazismu itu mdmc, mdmc itu lazismu.
Misskomunikasi dilapangan tentu selalu ada dalam kondisi tugas darurat yang menuntut kerja serba cepat dan tuntas. Tugas kita adalah bagaimana meminimalisirnya, cepat menutup kekurangan dengan memperbaikinya dan tetap menjaga prasangka baik.
Saya berbincang langsung dengan mas Fathul Faruk Komandan lapangan di Palu dari MDMC pusat. Sudah 2 bulan dia tidak pulang ke Kudus, sejak gempa lombok dia langsung di tugaskan di Palu. Sambil minum kopi arabica yang saya bawa sebagai oleh-oleh dari lazismu Jabar mengisi pelatihan Fundraising, mas Faruk dengan bangga mengenalkan makna-makna simbol yang menempel dibajunya. “Dilengan kanan ini logo utama, mdmc dan lazismu, kedua logo ini harus selalu ada. Di lengan kiri logo merah putih dan SAR Muhammadiyah dan di dada kanan ini logo ke ahlian pribadi sebagai penyelam bersertifikat dan ahli penyelamatan di ketinggian yang dikeluarkan oleh asosiasi”.
Dia menambahkan, lazismu dan mdmc itu satu, segala kekurangan kita perbaiki bersama. Dia berkomitmen memperbaiki manajemen posko terutama urusan media, agar informasi terpusat dan ditunjuk jubir resmi. Jangan sampai kejadian yang lalu, ada relawan yang bicara ke media dan salah menyampaikan tentang bantuan 1000 Huntara USAID, yang benar 1000 hunian tenda darurat sementara atau hudara dari CRS, ulas mas Faruk.
Banyak hal kami bincangkan sekitar perbaikan mdmc-lazismu kedepan, dan diahir kami bersepakat lazismu-mdmc harus memperbaiki pola komunikasi dan bikin latihan gabungan agar bisa berbagi rasa dan tambah SOLID.
Sejurus sebelum pamit dengan mas Faruk saya melirik ke Hp bunyi WA, dan tertulis pesan dari Manajer Marketing Komunikasi Alfamart mba Debby, “Alhamdulillah mas, kami tidak salah memilih mitra dengan lazismu, kerjanya amanah dan jaringannya luas..”.☺
PALU, 19/10/18
Rizaludin Kurniawan
Dir Fundraising Lazismu Pusat