Yogyakarta – Pandemi memberikan tangisan panjang kepada keluarga terdampak selama pandemi selama 2 tahun lebih. Majelis Pelayanan Sosial (MPS) PWM DIY mendata bahwa ada sekitar kurang lebih 1000 anak menjadi yatim piatu baru tersebar di 5 daerah di DIY akibat ditinggal orang tua meninggal terpapar covid-19.
Dalam acara pentassyaruffan pemberian santunan sembako tahap pertama sebanyak 210 paket kepada keluarga anak yatim piatu pada hari Selasa (2/11) secara hybrid di Aula PWM DIY dan zoom meeting dihadiri oleh ketua Lazismu Pusat Mahli Zaenuddin, ketua Lazismu DIY Cahyono dan ketua MPS PWM DIY Ridwan Furqoni.
Pendataan anak yatim piatu baru akibat pandemi dilaksanakan secara terbuka menggunakan form digital kemudian disebarluaskan melalui berbagai sarana, seperti halnya media sosial, organisasi dan masyarakat umum. Kemudian pemilihan data setelah itu baru dilakukan assessment oleh relawan Muhammadiyah dengan mendatangi rumah masing-masing dilakukan berbasis cabang dengan pertimbangan lebih dekat domisili anak.
“Data yang terkumpul di MPS mencapai kurang lebih 1000 anak yatim piatu baru akibat pandemi, berharapnya anak mendapatkan pengasuhan dari orang tua namun takdir Allah berbeda, namun ada banyak pihak untuk terus membantu agar optimal dalam pengasuhan kepada anak sehingga tumbuh dewasa menjadi kader keumatan” ungkap Ridwan Furqoni ketua MPS PWM DIY.
Muhammadiyah untuk program pendampingan anak yatim piatu sudah lama dilakukan, namun banyak masyarakat sering salah paham bahwa ketika mendapatkan anak yatim piatu hal yang perlu dilakukan adalah di masukan ke lembaga pengasuhan anak atau panti asuhan, sementara didalam regulasi dan fiqih anak bahwa pengasuhan terbaik adalah keluarga.
Bilamana ada keluarga kurang memahami pengasuhan maka yang harus dilakukan adalah dengan memberikan motivasi penguatan atau pembekalan parenting dan diberikan santunan awal terlebih dahulu, kemudian kalau pun masih belum mampu maka carikan pengasuh pengganti dan apabila masih mengalami kesulitan maka jalan terakahir dilakukan adalah dengan dimasukan anak kedalam lembaga pengasuhan anak atau panti asuhan.
Permasalahan anak yatim piatu ini tetap di dorong agar yang utama dalam pengasuhan adalah pihak keluarga sehingga dapat fasilitas terbaik. Program pendampingan ini dilakukan bersama Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM), Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) dan Kantor Layanan Lazismu se-DIY. Dan kedepan akan membentuk sebuah lembaga khusus yang konsen dalam pendampingan anak yang bekerjasama dengan lembaga atau mitra.
“Dalam proses tumbuh, anak harus kehilangan figure orang penting insyaallah anak akan menjadi tangguh dan kita harus mendampingi, secara nasional anak kehilangan orang tua sebanyak 30 ribu dan khusus DIY sebanyak 1000 an anak. Apresiasi kepada Lazismu DIY dan MPS DIY yang sudah koordinasi dengan PCM dan PCA sehingga pekerjaannya menjadi ringan” kata ketua Lazismu Pusat, Mahli Zaenuddin.
Pada pelaksanaan assessment dilakukan pada masa anak diusia 0 – 18 tahun, hasil dari pelaksanaan ini akan dilanjutkan ketahap bantuan pengasuhan berkelanjutan berbasis cabang dengan memberikan santunan layak selama masih berada di usia anak.
“Wabah corona lebih banya dirasakan oleh anak-anak dengan menerima ujian dari Allah SWT, insyaallah Allah akan menyayangi kecintaan, membangun kemandirian, memberikan kesejahteraan dan prestasi dikemudian hari. Program yang direncanakan oleh MPS dan Lazismu akan terus dilanjutkan dan di gerakkan” ujar Cahyono ketua Lazismu DIY.
Program santunan pendampingan anak yatim piatu ini atas kerjasama dengan Alfamart yang berisikan bantuan berupa makanan pokok, Al Quran dan daging kurban “Rendangmu”. Program assessment sekaligus berikan santunan makanan pokok direnacakan mencapai 1000 paket atau sebanyak anak menjadi yatim piatu akibat pandemic covid-19.