Tafsir Kemenag
Tafsir QS. Al Baqarah (2) : 186. Oleh Kementrian Agama RI
Di dalam ayat ini, Allah menyuruh hamba-Nya agar berdoa kepada-Nya, serta Dia berjanji akan memperkenankannya, tetapi pada akhir ayat ini Allah menekankan agar hamba-Nya memenuhi perintah-Nya dan beriman kepada-Nya agar mereka selalu mendapat petunjuk.
Di dalam hadis banyak diterangkan hal-hal yang bertalian dengan doa antara lain:
1. Sabda Rasulullah ﷺ:
Tiga macam orang tidak ditolak doanya, yaitu Imam yang adil, orang yang sedang berpuasa hingga ia berbuka dan doa seorang yang teraniaya.
(Riwayat Muslim)***
2. Sabda Rasulullah ﷺ:
“Doa seseorang senantiasa akan dikabulkan selama ia tidak berdoa untuk perbuatan dosa ataupun untuk memutuskan tali silaturahim dan tidak tergesa-gesa.”
Seorang sahabat bertanya;
‘Ya Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan tergesa-gesa?
‘ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab:
‘Yang dimaksud dengan tergesa-gesa adalah apabila orang yang berdoa itu mengatakan;
‘Aku telah berdoa dan terus berdoa tetapi belum juga dikabulkan’.
Setelah itu, ia merasa putus asa dan tidak pernah berdoa lagi..
(Riwayat Muslim)
Walaupun ada pendapat yang mengatakan bahwa Allah ﷻ Mahakuasa, Maha Mengetahui dan mengatur segalanya, diminta atau tidak diminta Dia berbuat sekehendak-Nya, sehingga manusia tidak perlu berdoa, tetapi pendapat itu bertentangan dengan ayat ini dan hadis-hadis Nabi Muhammad.
Apabila di antara doa yang dipanjatkan kepada Allah ada yang belum dikabulkan, maka ada beberapa sebab:
a. Tidak memenuhi syarat–syarat yang semestinya.
b. Tidak mutlak Allah memberikan sesuai dengan yang dimohonkan oleh hamba-Nya, tetapi diganti atau disesuaikan dengan yang lebih baik bagi pemohon, baik di dunia maupun di akhirat.
Dalam ayat ini Allah menghubungkan antara doa yang dijanjikan akan dikabulkan-Nya itu dengan ketentuan bahwa hamba-hamba-Nya harus mematuhi segala perintah-Nya dan beriman kepada-Nya.
Selain itu doa hendaklah dilakukan dengan khusyuk, sungguh-sungguh dan dengan sepenuh hati, dan bukan doa untuk menganiaya orang, memutuskan hubungan silaturrahim dan lain-lain perbuatan maksiat. Memang segala sesuatu harus menurut syarat–syarat atau tata cara yang baik dan dapat menyampaikan kepada yang dimaksud.
Kalau seorang berkata,
“Ya Tuhanku berikanlah kepadaku seribu rupiah,”
tanpa melakukan usaha, maka dia bukanlah berdoa tetapi sesungguhnya dia seorang jahil.
Artinya permohonan serupa itu tidak ada artinya, karena tidak disertai usaha yang wajar.
_______
***ini adalah lafazh At Tirmidzi (Hadits No.2449) dan Ibnu Majah (Hadits No.
1742), secara lengkap lafazh Ibnu Majah adalah sebagai berikut :
Telah menceritakan kepada kami Ali bin Muhammad berkata, telah menceritakan kepada kami Waki’ dari Sa’dan Al Juhani dari Sa’d Abu Mujahid Ath Tha’i -ia seorang yang dapat dipercaya- dari Abu Mudillah – ia juga seorang yang dapat dipercaya- dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Ada tiga orang yang tidak akan ditolak do’anya;
imam yang adil, orang yang berpuasa hingga berbuka dan do’a orang yang teraniaya.
Allah akan mengangkatnya di bawah naungan awan pada hari kiamat, pintu-pintu langit akan dibukakan untuknya seraya berfirman:
“Demi keagungan-Ku, sungguh Aku akan menolongmu meski setelah beberapa saat.”