Pahlawan Nasional, yang terlahir dari Rahim Muhammadiyah
Pahlawan Nasional, yang terlahir dari Rahim Muhammadiyah, telah memberikan kontribusi penting dalam perkembangan bangsa Indonesia. Muhammadiyah, yang didirikan pada 18 November 1912, telah tumbuh menjadi organisasi yang hadir dalam berbagai bentuk, termasuk Rumah Sakit, Sekolah, Balai Pengajian, dan Perguruan Tinggi, yang tersebar dari Aceh hingga Papua dan bahkan di luar negeri.
Dalam perjalanannya, banyak tokoh Muhammadiyah telah memberikan pengabdian mereka kepada bangsa dan negara. Sebagai pengakuan atas jasa-jasa mereka, pemerintah memberikan mereka Gelar Pahlawan Nasional.
Baca Berita Menarik di sini
Muhammadiyah, yang mendekati usia 1010 tahun, telah memberikan sumbangsih penting bagi perjalanan bangsa. Kontribusi mereka tidak terbatas pada bidang Amal Usaha, tetapi juga mencakup pemikiran yang sangat berharga. Peran Muhammadiyah telah menjadi faktor penting dalam lahir dan perkembangan bangsa ini.
Beberapa tokoh Pahlawan Nasional yang berafiliasi dengan Muhammadiyah antara lain:
- Ahmad Dahlan (Sang Pembaharu): Ia mendirikan Muhammadiyah pada 18 November 1912 di Kauman Yogyakarta. Pemerintah mengangkatnya sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 1961.
- Siti Walidah (Pendiri ‘Aisyiyah): Ia mendirikan ‘Aisyiyah pada 19 Mei 1917, sebuah organisasi yang menghimpun kaum ibu. Pemerintah mengangkatnya sebagai Pahlawan Nasional pada 10 November 1971.
- Fatmawati (Penjahit Bendera Pusaka): Fatmawati adalah sosok yang mengikuti jejak ayahnya, Hasan Din, dalam aktivitas ‘Aisyiyah. Ia menjadi penjahit bendera pusaka yang dikibarkan pada Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Pemerintah memberikan gelar Pahlawan Nasional pada tanggal 04 November 2000.
- Soekarno (Sang Proklamator): Soekarno, yang lahir di Surabaya pada 06 Juni 1901, memerankan peran sentral dalam Kemerdekaan Republik Indonesia. Ia menjadi kader Muhammadiyah pada tahun 1930 dan aktif di organisasi ini.
- Soedirman (Tentara Tangguh): Panglima Besar Jenderal Soedirman adalah salah satu penggerak revolusi yang paling menonjol dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Ia berhasil memimpin gerilya dan dikenal sebagai Bapak Tentara Nasional Indonesia.
- Djoeanda Kartawidjaya (Deklarasi Pemersatu): Djoeanda Kartawidjaya, selain menjabat sebagai Perdana Menteri Kesepuluh, juga aktif di paguyuban pasundan dan Muhammadiyah.
- Fachrodin (Pembelajar Sejati): Fachrodin adalah pemimpin redaksi pertama Suara Muhammadiyah yang terbit pada tahun 1915. Ia juga memainkan peran penting dalam Badan Penolong Haji Indonesia.
- Hamka (Wartawan dan Pengajar): Hamka, seorang ulama, politisi, wartawan, penulis, dan sastrawan, aktif di Muhammadiyah dan turut serta dalam perang gerilya melawan Belanda di Medan pada 1945.
- Gatot Mangkoepradja (Indonesia Menggugat): Gatot Mangkoepradja adalah pendiri pasukan sukarela Pembela Tanah Air (PETA) yang menjadi cikal bakal TNI.
- KH Mas Mansoer (Peniup Pembaharuan): Mas Mansoer merupakan anggota BPUPKI dan tokoh Empat Serangkai bersama Soekarno, Moh. Hatta, dan Ki Hadjar Dewantara. Ia juga memimpin PP Muhammadiyah.
- Ki Bagoes Hadikoesoemo (Penyuka Seni dan Olahraga): Ki Bagoes Hadikoesoemo aktif di berbagai organisasi dan pernah menjadi Ketua PP Muhammadiyah.
- Kasman Singodimedjo (Sosok Pendamai): Kasman Singodimedjo adalah Ketua Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), anggota BPUPKI dan PPKI, serta memainkan peran penting dalam mendamaikan dua kubu terkait sila “Ketuhanan Yang Maha Esa.”
Mereka semua telah memberikan kontribusi yang luar biasa bagi bangsa Indonesia dan dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional sebagai penghargaan atas jasa-jasa mereka.
Baca Artikel Lainnya: Daftar Tokoh Muhammadiyah yang Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional