Selain Bangun 200 Huntara, Muhammadiyah Putuskan Tetap Di Semeru Sampai 3 Bulan Ke Depan

MUHAMMADIYAH.ID, LUMAJANG – Sejak hari pertama meletusnya Gunung Semeru di kawasan Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu, 4 Desember 2021, lembaga penanggulangan bencana Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) terhitung hampir satu bulan melakukan aktivitas evakuasi dan pendampingan masyarakat terdampak di lereng Semeru.

Kepada Muhammadiyah.or.id, Wakil Ketua MDMC Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Arif Jamali Muis melalu sambungan telepon mengungkapkan Muhammadiyah akan tetap mendampingi masyarakat Semeru hingga tiga bulan ke depan.

“Selain logistik juga kesehatan, di sana teman-teman Muhammadiyah Jawa Timur terutama MPKU (Majelis Pembina Kesehatan Umum), MDMC, dan Lazismu akan tiga bulan melayani kesehatan. Rumah Sakit-Rumah Sakit Muhammadiyah di Jawa Timur akan melayani masyarakat door to door datang meninjau kesehatan karena memang masyarakat itu mengungsinya di rumah-rumah penduduk di sekitar,” ungkap Arif Jamali, Selasa sore (28/12).

Selama tiga bulan ke depan, Muhammadiyah menurutnya akan melibatkan relawan dan psikolog dari berbagai Universitas Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah untuk memulihkan mental masyarakat, terutama anak-anak dan lansia. Para relawan dirotasi selama dua pekan sekali.

“Kalau anak-anak memang dirancang kegiatan-kegiatan yang menggembirakan, sore hari model kayak TPA, atau bermain yang terarah. Untuk yang dewasa, lansia, kalau membutuhkan pendampingan psikologi dan seterusnya,” jelasnya.

Terakhir, Arif Jamali mengungkapkan bahwa Muhammadiyah segera membangun 200 huntara (hunian sementara) bagi masyarakat yang kehilangan rumah. Bersama Pemerintah Daerah dan Bupati Lumajang, MDMC kini tengah mencari lokasi yang tepat.

“Tentu Muhammadiyah bekerja tidak sendiri, tetap berkooordinasi di bawah koordinasi pemerintah,” kata Arif yang sedang berada di lokasi terdampak.

Hingga saat ini, MDMC tidak menemukan kendala berarti selain terputusnya jembatan yang menghubungkan lokasi pendampingan dengan Kabupaten Lumajang.

“Untuk ke Lumajang sekarang harus muter dan membutuhkan waktu lima jam lebih lama. Kalau misalnya normal cuma satu jam saja untuk sampai ke Lumajang. Roda ekonomi masyarakat juga mulai terdampak. Biaya operasional makin tinggi karena itu,” ungkapnya.

Harapan Cerah untuk Masyarakat Semeru

Kedatangan Muhammadiyah ke Semeru juga dianggap membawa berkah, sebab Pimpinan Cabang Muhammadiyah Pronojiwo yang telah non-aktif sejak 2012 kini hidup kembali.

“Ini yang menggembirakan, jadi kedatangan relawan menggairahkan kegiatan Muhammadiyah di sana, PCM Pronojiwo kemarin dilantik oleh PDM Lumajang, saya ikut hadir bersama bapak-bapak PCM yang di sana,” tutur Arif Jamali.

Ke depan, MDMC menurutnya juga akan melibatkan majelis dan lembaga terkait di Muhammadiyah, terutama Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) untuk memulihkan penghidupan masyarakat penyintas di Semeru.

“Ke depan setelah transisi darurat selesai, huntara selesai, kelihatannya memang bersama Lazismu kita akan melibatkan MPM untuk memberdayakan masyarakat yang terdampak. Jadi MDMC sudah berhenti di tanggap darurat dan transisi. Untuk rehabilitasi dan rekonstruksi akan melibatkan lembaga-majelis terkait di Muhammadiyah,” pungkasnya. (afn)

Related Posts

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top