Yogyakarta (11/6) – Badan Amil Zakat Infaq dan Sodaqoh Universitas Brawijaya (BAZIS UB) kali ini berkunjung ke Gedung Grha TR PWM DIY untuk bersilaturahmi dan bertukar pikiran dengan Lazismu DIY untuk ikhtiar peningkatan kualitas manajemen tata kelola Zakat, Infaq dan Sodaqoh (ZIS)
Kunjungan dari Bazis UB dihadiri oleh wakil direktur Bazis UB Haru Permadi, pengawas Bazis UB Sholeh Hadi Pranomo dan sembilan orang yang terdiri dari pengurus dan relawan Bazis UB. Kedatangan tersebut disambut oleh sekretaris Lazismu DIY Jefree Fahana, manager area Lazismu DIY Marzuki dan staff anggota
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bazis UB dari Jefree Fahana atas kunjungan untuk mempererat silaturahmi sebagai lembaga pengelolaan dana umat. “Terima kasih kepada Bazis UB karena telah mempercayai Lazismu DIY sebagai tempat diskusi, bertukar pikiran tentang pengelolaan dana zakat, infaq dan sodaqoh”
Bazis UB merupakan lembaga semi independent berdiri atas keputusan rektor Universitas Brawijaya sudah berjalan sekitar dua tahun. Pengelolaan sebagian besar berasal dari zakat profesi tenaga pendidik universitas dengan total sekitar 6 miliar lebih
“Program beasiswa untuk mahasiswa menjadi program utama Bazis UB, melihat ada beberapa mahasiswa UB tidak bisa melanjutkan pendidikannya karena terkendala biaya. Seperti pesan rektor UB ketika melihat kejadian kasus mahasiswa tersebut” ujar Haru Permadi
Selain itu, Bazis UB menjalankan program-program bersifat produktif, seperti bantuan modal usaha untuk mengembangkan kewirausahaan di sekitar kampus UB dan juga saat penanganan perkembangan pandemi covid 19. “Inti dari silaturahmi untuk belajar pengelolaan keuangan dan terus berusaha untuk pengentasan kemiskinan dengan berbagai program demi kesejahteraan masyarakat” kata Pengawas Bazis UB, Sholeh Hadi Pramono
Jefree Fahana menjelaskan program produktif melalui pemberdayaan petani Porang. Program yang masuk dalam program inovasi sosial tahun ini akan menjadi gerakan Lazismu DIY dalam mensejahterakan petani. Melalui konsep kerja sama program dengan mitra, sehingga pelaksanaannya sesuai terencana dan terukur. “Karena dibutuhkannya tenaga lebih, sehingga membutuhkan teknologi tambahan untuk pengembangan Porang dengan mitra” katanya
Lazismu DIY memiliki Kantor Layanan (KL) tersebar di wilayah DIY dengan jumlah sekitar 150 kantor. Setiap tahun Lazismu mengikuti audit keuangan sebagai bentuk pertanggung jawaban atas pengelolaan dana umat. “keikutsertaan audit eksternal setiap tahun meningkat, pada tahun ini ada 66 kantor Lazismu di DIY” ujar Marzuki