Yogyakarta (7/10) – Dalam Rapat Koordinasi Khusus (Rakorsus) Lazismu DIY, mengangkat tema kebencanaan sebagai rumusan masalah penyelesaian kekeringan di Jogja. Kegiatan yang berlangusng di Aula Masjid K.H. Sudja kompleks RS PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman
Melatar belakangi adanya siklus bencana setiap tahun di daerah kabupaten/kota DIY, penanganan respon cepat Muhammadiyah dengan jargon One Muhammadiyah One Respon (Omor) terus melakukan perumusan prioritas kebencanaan dan mekanisme mengatasinya
Gunungkidul menjadi wilayah di Jogja dengan daerah Karst atau kawasan bebatuan. Melihat kondisi tersebut, Lembaga Resiliensi Bencana (LRB) PWM DIY atau dikenal MDMC, melihat fenomena setiap tahun yang terus terjadi karena ketidakmampuan untuk memetakan sumber air, dengan potensi airnya besar di daerah Karst

“Kuncinya dengan dilakukan eksplorasi air bawah tanah, dapat dilakukan dengan mengajak masyarajat untuk eksplorasi. MDMC masih melakukan asesmen untuk mencari sumber air di daerah gedangsari, semin, saptosari. Permasalahan pertama, beberapa daerah tersebut sudah dieksplorasi, sudah ada mesin pompa tetapi pola pengelolaan/manajemen air di sana tidak berjalan. Kedua, tidak adanya akses listrik di beberapa titik yang akan di eksplorasi. Pipanisasi sudah ada tetapi aliran listriknya belum ada,” kata ketua LRB PWM DIY Indrayanto
Data MDMC Gunungkidul, 21.318 jiwa dari 32 desa dari 10 kecamatan terdampak kekeringan sejak bulan Agustus. “Permasalahannya ada beberapa daerah tidak bisa dibuat sumur bor, perlu menerjunkan relawan sebanyak-banyaknya untuk mengatasi kekeringan tersebut,” kata Tupanto Lazismu Daerah Gunungkidul

Jefree Fahana selaku ketua Lazismu DIY menyampaikan, dalam mengatasi kebencanaan tidak bisa ditangani sendiri-sendiri. “Muhammadiyah mengedepankan One Muhammadiyah One Respon (Omor) dalam mengatasi problematika kebencanaan. Pada MDMC memetakan potensi kebencanaan kemudian dikerucutkan yang menjadi fokus isu Lazismu untuk menyusun mekanisme fundraising”
Rakorsus kebencanaan dibuka langsung oleh wakil ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY. Dalam sambutannya, Ridwan Furqoni menyampaikan perlunya kolaborasi dengan mitra dalam pengelolaan Zakat, Infaq, dan Sodaqah (ZIS). “Menekankan One Muhammadiyah One Respon (Omor), Lazismu DIY fokus fundraising dan programnya menggandeng Majelis, Lembaga, dan Ortom (MLO), setiap kegiatannya harus mencantumkan logo Lazismu untuk branding” ungkapnya