Gunungkidul (24/12) – Berada di wilayah dengan mayoritas petani produksi ubi kayu, Lazismu DIY bersama MPM PWM DIY bantu percepatan pengembangan produk olahan singkong berupa tepung terigu dengan nama Mocaf. Ini menjadi solusi permasalahan petani di Gunungkidul untuk pengembangan kesejahteraan petani
Program pemberdayaan melibatkan masyarakat pertanian singkong di Gunungkidul menginovasi produk olahan singkong melalui proses fermentasi, berharap dapat meningkatkan taraf pendapatan keluarga petani dengan biaya produksi rendah, maka harga jual tepung Mocaf bisa lebih murah dibandingkan dengan harga tepung terigu maupun tepung beras
Model program peningkatan produksi melibatkan masyarakat pemuda-pemudi setempat seperti Karang Taruna untuk ikut mengembangkan potensi wilayah. Melalui berbagai pelatihan, MPM PWM DIY bermitra dengan berbagai lembaga dan Perguruan Tinggi (PT) untuk berbagi ilmu kepada masyarakat Gunungkidul
Kepala dukuh Kemiri menyampaikan bahwa, keterlibatan pemuda dapat membantu kemajuan desa dan harapan pemberdayaan ini bisa dirasakan manfaat kesejahteraan orang sekitar. “Pembelajaran untuk pengembangan dan serap semua ilmu yang akan dipelajari” kata Mujono
Selain pengembangan olahan singkong menjadi tepung terigu, MPM PWM DIY memberikan pelatihan dengan mengembangkan potensi wisata berbasis singkong. Hal ini akan berdampak pada kendala pasar yang dialami oleh para petani
“Strategi pengembangan kawasan dengan pengembangan SDM dan kelembagaan untuk memperkuat potensi daerah, kemudian dengan mempelajari promosi digital bisa meningkatkan jaringan luas ke luar daerah hingga mancanegara” kata Agus Amin Syaifuddin ketua MPM PWM DIY
Pengembangan potensi wisata berbasis singkong
Potensi alam dari Gunungkidul yang sangat luar biasa. Masih ada celah potensi wisata yang masih dapat dinaikkan, yakni wisata edukasi potensi pertanian. Gunungkidul yang sudah sangat terkenal dengan singkong, dan berbagai macam produk olahan singkong menjadi nilai jual tersendiri. Dimana belum banyak kabupaten/daerah yang mampu menyuguhkan singkong sebagai komoditas unggulan. Sangatlah disayangkan jika Gunungkidul tidak bisa mengambil peluang ini
Dalam perencanaan MPM PWM DIY dalam pemberdayaan petani kedepan, potensi singkong akan besar. Salah satu yang sudah direncanakan dalam pengembangan program ini adalah wisata edukasi dengan singkong sebagai aktor utamanya. Destinasi wisata singkong dari hulu sampai hilir, tidak hanya menawarkan edukasi, namun wisata ini akan menyuguhkan banyak sekali kasanah olahan kuliner yang dapat diolah dari singkong. Jika mau dihitung betul, mungkin bisa menjadi ratusan menu makanan atau minuman. Bukankah ini potensi laur biasa yang belum ada dibelahan dunia manapun. Hanya ada di Gunung Kidul, dan ini adalah sebuah keniscayaan yang harus di perjuangkan bersama.